Kamis, 11 September 2008

Sepedaku diAngkling


Sepada adalah kendaraan yang sangat simpel, mudah dikendarai, irit dan menyehatkan. Simpel karena tidak pakai mesin dan perawatannya sederhana, mudah dikendarai karena terbukti anak kecil yang masih balita saja sudah bisa mengendarai sepeda (walaupun roda tiga) dan tidak memerlukan surat ijin (SIM), menyehatkan ya sudah pastilah ... asalkan naik sepedanya bukan di dalam terminal pulo gadung, pasti sehat.
Karena alasan itulah diantaranya mengapa saya sangat ngefan sekali dengan barang yang namanya sepeda. Sejak kecil saya memang senang dengan sepeda ... masih ingat dulu ketika masih SD di Magetan mematahkan sepeda roda tiga dan bahkan waktu klas 2 SD mata kaki kanan terluka cukup dalam untuk menghilangkan pendarahan saya tutup pakai tanah, luka itu masih berbekas hingga sekarang (30 tahun kemudian). Luka-luka berikutnya terutama di dengkul kiri dan kanan adalah langganan waktu itu.


kalau tidak salah mulai kelas 5 SD saya rutin naik sepeda setiap minggu pagi ke Pantai Ampenan (di Mataram - Lombok) bersama 4 orang teman, tapi yang satu naik motor bebek (yaitu : saya, Saiful, Adi, Subrate, Dewa ... mudah2an mereka buka blog ini). Sejak itu sepeda mini dirumah menjadi "sepeda dinas" saya selepas sekolah. Bahkan waktu itu dengan sepeda mini kami sudah melakukan yang sekarang disebut XC (cross country) ... kami pernah naik sepeda sampai di puncak bukti (namanya Gunung Pengsong) dengan mendorong dan memikul sepeda ..... seru sekali kalau diingat-ingat kembali.

Waktu SMP, ortu membelikan sepeda balap di Pasar Rumput ... dan seperti biasa sepeda itu menjadi "sepeda dinas" saya lagi walaupun sepeda itu sebenarnya dibelikan untuk adik saya yang bungsu ... yang akhirnya sepeda itu hilang dicuri waktu diparkir didepan garasi di siang hari bolong. Sepeda Balap ini sering menemani saya sepeda santai dg star di Monas ataupun di Senayan ... dimasa itu th.1980-an sedang ramai-ramainya program "Jantung Sehat" sehingga even sepeda santai frekuensinya lumayan. Bahkan beberapa kali saya dan beberapa teman ngowes pulang sehabis sepada santai (dari Senayan/Monas ke LebakBulus). Setelah sepeda hilang dicuri, acara sepedahan vakum .... sialan betul itu pencuri.


Setelah lulus SMA saya kuliah di Salatiga ... saya ingat sampai sekarang apa yang saya pikirkan waktu pertama kali datang kesalatiga untuk tes masuk di UKSW. Yang saya pikirkan adalah "Seandainya saya diterima di UKSW alangkah serunya kalau kekampus naik Sepeda Balap" ... tapi sayangnya sampai sekarang saya belum kesampaian untuk punya sepeda balap. Walaupun saya akhirnya tetap tidak punya sepeda hingga lulus kuliah ... tapi jangan dikira saya ke kampus tidak pernah naik sepeda .... waktu itu kebetulan ibu kost punya sepeda jengki yang ngangur di gudang, saya bersihkan dan pompa ban-nya ... ternyata itu sepeda masih bagus seperti sepeda baru. Akhirnya sesekali sering saya pinjam untuk kuliah dan ke warung.


Setelah saya bekerja th.1990 ... baru pada waktu tugas di Pacitan th.1992 membeli sepeda sendiri, sebuah sepeda gunung warna putih buatan Ponorogo. Ada cerita yg lucu saat saya beli sepeda itu, waktu itu saya pilih warna putih tapi tidak tahu merek dan seri-nya..... waktu saya tanya sepeda ini mereknya apa? dijawab oleh penjual dg membawa setumpuk stiker sepeda ... kalau tidak salah waktu itu saya pilih merek Suzuki ... kemudian ditempel di sepeda motor Suzuki teman kost (jadi sepedanya tetap tanpa merek). Kemudian saya dimutasi ke Jakarta, beli sepeda gunung buatan lokal lagi warna ungu ... sampai sekarang sepeda ini masih ada, tapi mungkin sudah ngak bisa dipakai lagi.


Kemudian pada th.1997 saya mutasi KeMalang .... mulai disini ini saya kenal sepeda Onthel yang sebagian diantaranya ada gambarnya bisa dilihat disini. diSamping MTB, ada beberapa sepeda onthel: saya ingat pertama saya membeli sepeda Raleigh pakai pesneleng (sturmi acher .. mudah ngak salah tulisnya), setelah itu ada Hummber , Philip, Sepeda Inventaris Polisi, Fongers, Gazelle, Simplek, Mester, Sepeda Jepang (mereknya ngak jelas).

Di Malang kegiatan sepeda saya cukup padat, mulai dari naik sepeda setiap jam 5 pagi dengan anak yg saya bonceng di sepeda fongers dan bersepeda keliling Kodya Malang setiap hari sabtu/minggu dengan finis di pasar "tugu" di parkiran stadion Gajayana sampai berburu sepeda onthel ke seluruh pelosok Kab./Kod. Malang.

Setelah pindah dari Malang ke Atambua th.2002, maka semua sepeda onthel saya titip di Angkling ..... sampai sekarang ini. Setiap mudik ke Angkling saya pasti menyempatkan untuk menengok onthel-onthel tsb.

Karena sering pindah-pindah maka sekarang saya ditemani oleh MTB untuk sekedar ber b2w (bike to warung) ... Visit : http://sepedakudibantaeng.blogspot.com/


Fongers di Modifikasi.


Perhatikan Gambar disamping kanan, adalah perlengkapan di cokpit Fongers : tempat duduk rotan dilapisi cover jok yang empuk dibelakangnya ada 2 kantong untuk botol dot susu dan biskuit, pada stang full variasi ada 4 bell sepeda untuk mainan anak.


Untuk meringankan dan mempercepat akselerasi maka dibutuhkan penambahan group set shimano TY21, karena dari beberapa pilihan TY21 yang paling cocok untuk modifikasi onthel.



. Adek Rama ngak mau kalah ... gazelle seri 11 jengki ini punyaku
. BMW seri 5 .... eh salah, Gazelle seri 5
. . Oges, Ibu dan Humber...
. Kakak Oges Naik Fongers seri H, disampingnya Gazelle seri 5
. Kakak Oges dan Adek Rama ... banyak sepeda
. Kakak Oges dan Jung Asteya bergaya dg Philip ...
.
.
.

8 komentar:

asteya yudhya mengatakan...

gungwak na... waktu raja balita juga sering digonceng sama ajung pake sepeda fongernya gungwak keliling kota gianyar...asyik tapi kedinginan karena masih pagi sekali. Kata ajung fongersnya mau diservis, pake gonceng adik gungde abhi jalan - jalan, raja duduk dibelakang.....daaaaa gungwak

Kresna Agung mengatakan...

Ya ... tapi harus diservis terutama over gear-nya, supaya ringan waktu ngayung-nya.

asteya yudhya mengatakan...

foto gung de oges dan jung - jung asteya waktu masih kurus... sekarang ?..

Kresna Agung mengatakan...

dulu kurus .... sekarang .... hahaha

gss-leces mengatakan...

fotonya keren..

MET LEBARAN

Kresna Agung mengatakan...

Om gss-leces ... kegiatan bersepedanya di leces asyik sekali. Trek-nya juga mengasyikan dg kombinasi off road yang tdk membosankan ...

Sepeda-Ku mengatakan...

waaahhh .... sepeda onthel ... pengen beli juga rasanya ... inget jaman dulu ...
BRAVO ....

Kresna Agung mengatakan...

Iya Om Sepeda-ku ... sepeda-sepeda onthel itu saya kumpulkan pelan2, tempohari jumlahnya 12 onthel, sakarang berkurang karena diminta sodara2 untuk dipajang digallery or artshop-nya ...